Agak susah menilai sosok Megawati. Entah apa yg ada di dalam
pikirannya. Sayang saya tak pernah benar-benar mencari tahu soal beliau. Namun
tampaknya sama halnya dengan menelisik isi pikiran Sukarno, ayahnya. Di kala
dunia mengecam komunisme, beliau malah menyatukannya dalam suatu paham NASAKOM.
Kalo sekarang ini beliau ngomong begitu, tak terbayang reaksi yg muncul di
berbagai medsos. Lihatlah wanita2 yang dipilih menjadi pasangan atau
dikaguminya. Semuanya dengan latar belakang berbeda-beda namun cinta pada
negara yang sangat indah ini. Dan lihatlah hubungannya dengan orang-orang di
sekitarnya.
Tak semua sepaham dengannya, tapi tak menghalanginya untuk terus
menjalin tali silaturahim. Karenanya ia tak rela anak bangsa terkotak-kotak dan
terpecah. Kata salah satu guru saya, Sukarno adalah seorang nasionalis idealis.
Ia sangat mencintai INDONESIA. Ia sangat mencintai BANGSA dan RAKYATnya. Ia
membanggakan kebhinekaan yang ada karena ia pun lahir dari banyak budaya.
Saya mungkin subjektif karena tulisan beliau
adalah yang saya baca pertama kali. Saya bisa jadi tersihir karena suara
pidatonya yang lantang yang sering diulang-ulang di telinga saya sewaktu kecil.
Tapi menurut saya, beliau adalah panutan yang saya pegang dalam mencintai
negeri tempat saya lahir, dibesarkan, dan mudah2an mati nanti.
Lalu Jokowi. Orang “biasa” yang tiba2 jadi fenomenal. Tak
kenal langsung dan belum sempat membaca pengakuannya tentang perjalan hidup
sehingga tak juga bisa banyak tahu isi pikirannya. Tapi yang ditangkap dari apa
yang dilihat melalui media. Ekspresi wajahnya menunjukkan kesungguhan akan
sesuatu. Lelah namun tak mau menyerah. Subjektif? Mungkin. Tapi biarlah
Sukarno-Megawati-Jokowi. Apapun isi kepala mereka, saya
yakin ketiganya sangat CINTA pada INDONESIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar