Kemarin malam penulis bertemu dengan seorang teman jauh yang sedang berkunjung ke Kota Pekanbaru, kota tempat penulis tinggal dan bekerja.
Sebelumnya kami hanya berhubungan lewat dunia maya dan berbincang berbagai hal yang terasa menggelitik untuk diulik-ulik. Dalam hati sempat juga bertanya-tanya apakah ngobrol dengannya akan terasa sama mengasyikkan dengan ketika ngobrol di dunia maya.
Singkat cerita kami bertemu dan saling menyapa, untuk kemudian melanjutkan perbincangan di coffe shop tempat teman ini menginap. Pembicaraan awal dimulai dengan pemesanan minuman dan makanan ringan sebagai teman ngobrol.
Si teman memilih minuman jus pinang muda sedangkan saya lebih memilih jahe hangat. Jus pinang muda merupakan salah satu minuman khas di Pekanbaru tapi terus terang saya sendiri belum pernah mencobanya. Saya tidak terlalu berminat dengan minuman yang dicampur dengan telur dan kebetulan jus pinang muda yang ditawarkan adalah percampuran buah pinang muda dan telur bebek. Setelah mencobanya, si teman mengatakan bahwa minumannya mirip kacang hijau yang dibuat sangat kental. Hmm....
Kemudian perbincangan mengalir ke berbagai hal, tapi yang sangat menarik adalah kegemaran si teman untuk bertanya dan menyimpang pengetahuan mengenai asal mula suatu nama atau istilah. Sebagai contoh, teman ini menceritakan bagaimana sebuah jalan di Jakarta Utara dapat bernama pecah kulit karena pada masa penjajahan belanda dulu, terjadi peristiwa pelaksanaan hukuman dimana si terhukum diseret dengan kuda hingga kulitnya pecah-pecah. Ada juga bagaimana sebuah tempat di Sumatera Barat yang bernama pos pengumben karena dulu di tempat itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang untuk beristirahat dan memberi minum kudanya.
Selain nama tempat, nama makanan pun ternyata punya kisahnya masing-masing. Seperti kue delapan jam disebut demikian karena memang dimasak selama delapan jam. Kue bangkit disebut demikian karena kue ini bentuknya mengembang (bangkit) seperti bunga melati.
Ternyata walaupun terkesan remeh, banyak sekali nama dan istilah yang kita ketahui tapi belum benar-benar kita kenal. Padahal sebuah nama biasanya muncul karena ada suatu sejarah di belakangnya.
Perbincangan berlanjut dan ternyata pengetahuan akan arti atau cerita di balakang sebuah nama atau istilah sebenarnya dapat merupakan awal mula kita mengenal suatu peradaban. Indonesia yang terdiri dari begitu banyak suku, daerah, dan budaya tentunya memiliki begitu banyak cerita-cerita menarik untuk setiap nama dan istilah yang tersebut hampir setiap menitnya.
Sangat disayangkan jika kita tidak lagi merasa bahwa mengetahui dengan mengenal istilah-istilah itu lebih dalam adalah hal yang tidak penting karena itu dapat menjadikan kita lebih mengenal diri sendiri sebagai bagian dari sebuah bangsa.
Ide untuk membukukan asal-usul nama dan istilah ini mungkin bukan ide baru tapi juga bukan ide usang. Secara pribadi penulis sangat tertarik untuk ikut mengumpulkan cerita-cerita di belakang sebuah nama atau istilah yang ada di sekitar penulis. Hal ini, menurut si teman, telah dilakukannya, dan merasa bahwa hal ini sangat-sangat menyenangkan dan juga pasti akan menguntungkan. Seperti ada yang berkata bahwa orang yang memiliki pengetahuan akan lebih berkuasa daripada orang yang banyak uang.